MAKNA SIMBOLIK PADA ACARA ADAT SEUMANOE PUCOK DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

Penulis

  • Hamdani Hamdani Universitas Bina Bangsa Getsempena
  • Wahidah Nasution Universitas Bina Bangsa Getsempena
  • Harfiandi Harfiandi Universitas Bina Bangsa Getsempena

Kata Kunci:

Makna, Semiotik, Seumanoe Pucok

Abstrak

Upacara adat Seumanoe Pucok merupakan suatu upacara yang terdapat di acara pernikahan
dan sunat rasul. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
makna simbolik yang terdapat pada adat Seumanoe Pucok di Kabupaten Aceh Barat Daya?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik yang terdapat pada acara
Seumanoe Pucok di Kabupaten Aceh Barat Daya. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah simbol-simbol yang terdapat pada acara adat
Seumano Pucok. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang ada di Kabupaten
Aceh Barat Daya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara
lain observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan dengan
mereduksi data, menyajikan data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa simbol pada acara adat Seumanoe Pucok di Desa Drien Jalo Kecamatan TanganTangan Kabupaten Aceh Barat Daya terdiri dari simbol noverbal fisik, simbol nonverbal
tindakan, dan simbol nonverbal latar. Simbol noverbal fisik terdiri dari Pernak-pernik daun
kelapa (Tikar, Keris, Pucok Reubong, Buah Biluluk, Raja Bersilang, Lipan dan Bungong
Siyung-yung). Perlengkapan Peusijuk (Bunga Melati, Bunga Mawar, Bunga Seulanga, Batang
Gebelu, Jeruk Perut, Daun Pandan dan Serai Wangi). Air Limau (On Sisijuk, Naleung Sambo,
On Silaklak, Rangkaian Daun, Air Campur Minya Wangi, Beras, Bu Leukat), , dan
perlengkapan lain (Dalong, Sange, dan Ija Seunaleun). Simbol nonverbal tindakan terdiri dari
salam dan penyiraman ganjil. Simbol nonverbal latar adalah waktu dan tempat pelaksanaan
Seumanoe Pucok. Makna simbolik dari Tikar (mulia bagi keluarga dan masyarakat), Keris
(berani menghadapi kehidupan baru), Pucok Reubong (kehidupan baru), Buah Biluluk
(pasangan suami istri), Raja Bersilang (laksana raja), Lipan (dihormati), dan Bungong Siyungyung (berbaur dengan masyarakat). Perlengkapan Peusijuk mengandung makna doa restu
agar pasangan hidup harmonis. Air Limau mengandung makna kesucian dan kebersihan.
Perlengkapan lain bermakna selalu rukun dalam keluarga, saling melindungi dalam
kehidupan barunya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah acara adat Seumanoe Pucok
hanya dilakukan pada acara pernikahan dan khitan. Pada acara adat ini terdapat simbolsimbol yang mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat setempat.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-07-20

Terbitan

Bagian

Pendidikan Bahasa Indonesia